Apa itu Penyakit Degeneratif?
Penyakit degeneratif adalah kondisi kesehatan yang
menyebabkan jaringan atau organ memburuk dari waktu ke waktu. Ada cukup banyak
jenis penyakit generatif yang terkait dengan penuaan, atau memburuk selama
proses penuaan.
Penyakit degeneratif disebabkan oleh berbagai faktor.
Beberapa faktor tersebut adalah efek langsung dari penggunaan normal tubuh,
sementara yang lain disebabkan oleh kesehatan yang buruk atau gaya hidup yang
tidak sehat. Kebanyakan penyakit degeneratif dapat disembuhkan, namun ada
beberapa kasus yang tidak dapat disembuhkan. Dalam kasus tersebut, pilihan
pengobatan yang ada hanya mampu membantu meringankan gejala sehingga pasien
dapat hidup normal.
Beberapa jenis penyakit degeneratif paling umum adalah
kanker, diabetes, Parkinson, Alzheimer, rheumatoid arthritis, dan osteoporosis.
Banyak orang-orang di dunia mengidap penyakit tersebut. Bahkan di banyak
negara, penyakit degeneratif menjadi salah satu penyebab utama kematian.
Penyebab penyakit degeneratif lainnya seperti kurang aktif
secara fisik, malas berolahraga, dan pola makan yang tidak sehat dalam jangka
panjang. Gejalanya termasuk kondisi tubuh yang memburuk, banyak kerusakan
jaringan tubuh, stamina menurun, dan sebagainya. Cara mengobati penyakit
degeneratif dapat dilakukan secara medis dengan saran dokter. Namun, juga dapat
diatasi dengan obat-obatan tradisional dan tentu saja dengan meninggalkan gaya
hidup yang tidak sehat.
Berikut ini adalah berbagai
jenis penyakit degeneratif:
1. Diabetes
Mellitus
Penyebab
diabetes adalah kadar insulin yang tidak terkontrol. Faktor pemicunya termasuk
kerusakan pada pankreas, darah tinggi, kegemukan, stres berat, dan pola hidup
tidak sehat.
2. Hipertensi
Usaha mencegah
timbulnya hipertensi adalah dengan cara menghindar faktor-faktor pemicunya.
Intinya cara terbaik menghindari tekanan darah tinggi adalah dengan mengadopsi
pola hidup sehat seperti aktif berolah raga, mengatur diet (rendah garam,
rendah kolesterol dan lemak jenuh) serta mengupayakan perubahan kondisi
(menghindari stress dan mengobati penyakit).
a) Mengatasi obesitas
dan mengontrol berat badan
b) Mengatur pola makan
(diet sehat dan mengurangi asupan garam)
c) Menghindari stress
d) Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
e) Mengontrol tekanan
darah
f) Meningkatkan
aktivitas fisik
3. Aterosklerosis
a) Menjaga pola makan
gizi seimbang
b) Makan makanan yang
dapat menurunkan kadar kolesterol
c) Menjaga tetap
melakukan aktivitas fisik/berolahraga
d) Mengolah stress
e) Berhenti merokok
f) Menjaga tekanan
darah, gula darah dan berat badan tetap normal.
4. Penyakit
jantung
Langkah –langkah untuk mencegah
penyakit kardiovaskular meliputi:
- Diet rendah
lemak, serat tinggi termasuk biji-bijian dan banyak buah segar dan sayuran
(setidaknya lima porsi sehari)
- Diet tinggi
sayuran dan buah
- Berhenti merokok
dan menghindari perokok pasif
- Membatasi
konsumsi alkohol untuk batas harian yang direkomendasikan
- Tekanan darah
lebih rendah, jika tinggi, melalui penggunaan obat antihipertensi
- Menurunkan lemak tubuh (BMI) jika kelebihan berat badan
atau obesitas
- Meningkatkan aktivitas harian sampai 30 menit olahraga
berat perhati sedikitnya lima kali per minggu
- Menurunkan
stress psychosocial
5. Kanker
Upaya pencegahan
penyakit kanker dapat dilakukan dengan memulai hidup sehat serta menghindari
faktor resikonya. Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain.
a) Menghindari polusi udara, air dan
makanan baik dirumah, di lingkungan sekitar, kantor dan sebagainya.
b) Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan
tempat hidup untuk mencegah infeksi.c) Memperbaiki konsumsi makanan
sehari-hari.d) Menambah porsi sayuran dan buah-buahan sampai 400-800 gr per
hari (vitamin, mineral, antioksidan dan komponen bioaktif inti kanker.
e) Mengurangi konsumsi sumber karbohidrat.
f) Menghindari pencemaran dan penggunaan
bahan kimia pada makanan.
g) Menjaga berat badan ideal
6. Stroke
Tujuan upaya
pencegahan penyakit stroke ini adalah untuk menurunkan kejadian penyakit,
kecacatan dini dan kematian, sehingga dapat memperpanjang hidup dengan kualitas
yang memadai. Pencegahan dibagi atas 2 kategori yaitu pencegahan primer
dilakukan pada mereka yang masih sehat dan belum pernah mengalami penyakit
stroke. Sedangkan pencegahan sekunder, dilakukan terhadap mereka yang sudah
pernah mengalami penyakit stroke.
a) Pencegahan primer antara
lain:
- Menghindari
kegemukan
- Menghindari
stress
- Menghindari
minum alkohol dan obat yang memiliki efek buruk pada pembuluh darah
- Menghentikan
kebiasaan merokok
- Mengurangi
asupan lemak, kolesterol dan garam yang dikonsumsi secara berlebihan
- Mengendalikan
gula darah dan kadar lemak darah (dislipidemia)
- Mengobati
penyakit seperti: Hipertensi, Diabetes melitus, Penyakit
jantung/aterosklerosis
- Berolahraga
secara teratur, minimal 3 kali seminggu.
b)
Pencegahan sekunder
Dalam pencegahan sekunder yang perlu dilakukan:
1) Mengontrol faktor
resiko penyakit stroke melalui:
- Mengobati penyakit-penyakit
yang diderita yang merupakan resiko timbulnya stroke seperti hipertensi,
diabetes melitus, penyakit jantung.
- Mengatasi
dislipidemia dengan diet rendah lemak.
- Berhenti
merokok
- Menghindari
konsumsi alkohol
- Mengatasi
kegemukan (obesitas)
- Menghindari dan
mengobati hiperurisemia
- Mencegah
terjadinya polisitemia (jumlah sel darah merah yang tinggi)
- Menghindari
stress
- Mengatasi
keadaan depresi
2) Dengan menggunakan
obat-obatan (stroke iskemik)
7.
Osteoporosis
Mencegah osteoporosisi
harus dimulai sejak usia muda, karena kepadatan tulang terbentuk secara
maksimal pada usia 20-35 tahun dan kemudian stabil sampai menopause (Sutanto,
LB dan Sutanto, DB, 2005)
8. Gout dan
Hiperurisemia
Penyakit gout ini
merupakan salah satu penyakit yang sulit untuk dicegah, tetapi beberapa faktor
pencetusnya dapat dihindari (misalnya cedera, alkohol, makanan kaya protein).
Usaha pencegahan yang
terbaik adalah dengan makan tidak berlebihan. Jika sudah terlanjur menderita
gangguan asam urat maka sebaiknya membatasi diri terhadap hal-hal yang dapat
memperburuk keadaan, misalnya dengan membatasi makanan tinggi purin dan memilih
makanan rendah purin.
Pengelompokkan
makanan berdasarkan kandungan purinnya adalha sebagai berikut (Saraswati,
2009):
- Golongan A: Makanan
yang mengandung purin tinggi (150-800 mg/ 100 gram bahan makanan yaitu
hait, ginjal, otak, jantung, paru-paru, jeroan lainnya, udang, remis, kerang,
sardine, herring, ekstrak daging (abon, dendeng) ragi (tape), alcohol serta
makanan dalam kaleng.
- Golongan B: Makanan
yang mengandung purin sedagn (50-150 mg/100 gram bahan makanan) yaitu ikan yang
tidak termasuk dalam golongan A, daging sapi, kerang-kerangan, kacang-kacangan
kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun
pepaya dan kangkung.
- Golongan C: Makanan
yang mengandung purin lebih ringan (0-5- mg/100 gram bahan makanan) yaitu:
keju, susu, telur, sayuran lain dan buah-buahan.
9. Rheumatoid
Arthritis
Upaya pencegahan yang
dapat dilakukan antara lain dengan mengurangi faktor resiko seperti mengatasi
obesitas, melakukan aktivitas fisik, mengontrol faktor metabolik seperti asam
urat, lemak dan gula darah.
Daftar Pustaka:
Ip Suiraoka.
Penyakit Degeneratif. Yogyakarta: Nuha Medika; 2012.